Memahami EPS (Earnings Per Share): Cara Menghitung, Contoh Nyata, dan Peran dalam Analisis Saham

UangGue.com - Dalam dunia investasi saham, salah satu istilah penting yang sering muncul dalam analisis fundamental adalah EPS (Earnings Per Share) . Banyak investor menggunakan indikator ini untuk menilai profitabilitas perusahaan dan menentukan apakah saham layak dibeli atau tidak. Namun, bagaimana sebenarnya cara kerja EPS? Apa yang menjadikannya penting dalam pengambilan keputusan investasi?

Apa Itu EPS?

Apa Itu EPS?

EPS (Earnings Per Share)
adalah rasio keuangan yang mengukur laba bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap lembar saham yang beredar. Singkatnya, EPS menunjukkan seberapa besar keuntungan perusahaan yang tersedia untuk setiap pemegang saham.

Secara umum, EPS digunakan oleh investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi EPS, biasanya kinerja perusahaan semakin baik dari sisi profitabilitas.

👉 Pelajari lebih lanjut tentang EPS (Earning Per Share) di situs UangGue.com

Rumus Menghitung EPS

Rumus dasar untuk menghitung EPS cukup sederhana:

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Saham Beredar

Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp10 miliar dan jumlah saham beredar 1 miliar lembar, maka EPS-nya adalah:

EPS = Rp10.000.000.000 / 1.000.000.000 = Rp10 per saham

Namun dalam praktiknya terdapat beberapa variasi EPS yang umum digunakan, seperti:

·        Basic EPS : Menggunakan jumlah saham yang beredar saat ini.

·        EPS terdilusi : Mengasumsikan semua instrumen konversi (opsi saham, waran, obligasi konversi) telah dikonversi menjadi saham biasa.

·        Trailing EPS : Berdasarkan data 12 bulan terakhir.

·        EPS Depan : Berdasarkan estimasi laba ke depan.

Investor yang berpengalaman biasanya mempertimbangkan lebih dari satu jenis EPS sebelum mengambil keputusan beli atau jual saham.

Contoh Perhitungan EPS dari Emiten Indonesia

Untuk memberikan gambaran nyata, mari kita lihat data dari salah satu perusahaan besar di Indonesia: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) .

Data dari Laporan Keuangan TA 2024:

·        Laba Bersih: Rp60 triliun

·        Jumlah Saham Beredar: 150 miliar lembar

EPS BBRI 2024:

EPS = Rp60.000.000.000.000 / 150.000.000.000 = Rp400 per saham

Dengan EPS sebesar Rp400, investor dapat menilai bahwa BBRI memiliki kinerja profitabilitas yang cukup tinggi dibandingkan bank lain. Selanjutnya, EPS ini dapat digunakan untuk menghitung rasio PER (Price to Earnings Ratio) agar dapat membandingkan valuasi saham BBRI dengan emiten lainnya.

Mengapa EPS Penting bagi Investor?

EPS bukan sekedar angka; ia merupakan indikator inti dalam analisis fundamental. Berikut beberapa penekanan:

1. Indikator Profitabilitas

EPS menunjukkan berapa banyak keuntungan bersih yang dihasilkan per saham. Investor akan melihat tren EPS dari waktu ke waktu—apakah perusahaan terus tumbuh atau stagnan.

2. Dasar Penilaian Valuasi

EPS digunakan sebagai komponen dalam perhitungan PER (Price-to-Earnings Ratio) :

PER = Harga Saham / EPS

PER menunjukkan seberapa mahal atau murah suatu saham dibandingkan labanya. Semakin tinggi EPS (dengan harga konstan), maka PER akan semakin rendah—biasanya diartikan saham sedang undervalued.

3. Penentu Potensi Dividen

Jika perusahaan memiliki EPS yang tinggi, maka kemungkinan besar mereka memiliki ruang untuk membayar dividen lebih besar. Meski tidak semua perusahaan membagikan dividen, EPS tetap menjadi sinyal penting bagi investor dividen.

EPS Negatif: Apakah Selalu Buruk?

Terkadang, kamu akan menemukan EPS yang bernilai negatif. Ini terjadi jika perusahaan mengalami kerugian bersih.

Namun, EPS negatif tidak selalu berarti perusahaan buruk. Misalnya, perusahaan rintisan (startup) sering kali mencatat rugi bersih pada masa pertumbuhan awal mereka. Dalam hal ini, Anda perlu menggali lebih jauh apakah kerugian tersebut bersifat sementara atau struktural.

EPS vs Dividen per Saham (DPS)

Penting untuk membedakan EPS dengan DPS (Dividen per Saham) . EPS adalah jumlah laba per saham, sedangkan DPS adalah bagian dari laba yang diumumkan kepada pemegang saham.

Contoh:

·        EPS: Rp500

·        DPS: Rp200

Artinya, perusahaan hanya membagikan 40% laba kepada investor (sisanya ditahan untuk ekspansi). Ini disebut sebagai Rasio Pembayaran Dividen (DPR).

Tips Menggunakan EPS dalam Analisis Saham

1.     Perhatikan Tren EPS : Naik-turunnya EPS selama 3–5 tahun menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan atau tidak.

2.     Bandingkan EPS antar Perusahaan Sektor Sama : EPS Rp500 di sektor perbankan bisa dinilai berbeda dengan EPS Rp500 di sektor teknologi.

3.     Lihat EPS Dilusian Jika Ada Potensi Dilusi Saham : Jika perusahaan memiliki opsi saham atau waran, EPS bisa turun saat semua instrumen tersebut dikonversi.

Siapa yang merekomendasikan menggunakan EPS?

·        Investor Pemula : EPS bisa menjadi metrik awal untuk memahami kinerja keuangan perusahaan.

·        Investor Jangka Panjang : Untuk menilai tren pertumbuhan laba dari waktu ke waktu.

·        Trader Fundamental : EPS menjadi sinyal awal sebelum menggali laporan keuangan lebih dalam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama