UangGue.com - Nama Purbaya Yudhi Sadewa bukan asing di dunia ekonomi Indonesia. Sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan ekonom senior, pandangan beliau soal strategi investasi sering dijadikan acuan oleh investor, terutama di masa ekonomi tidak stabil.
Purbaya dikenal dengan pendekatan berbasis fundamental dan kehati-hatian, bukan sekadar mengejar keuntungan cepat. Menurutnya, strategi investasi harus menyesuaikan kondisi makroekonomi, suku bunga, inflasi, serta arah kebijakan moneter Bank Indonesia.
Definisi Strategi Investasi Menurut Purbaya Yudhi Sadewa
Secara sederhana, strategi investasi adalah rencana terstruktur dalam mengalokasikan dana agar menghasilkan return optimal dengan risiko terukur.
Menurut Purbaya, strategi yang sehat tidak hanya fokus pada return tinggi, tetapi juga kestabilan nilai aset dan keberlanjutan jangka panjang.
Beliau menekankan pentingnya konsep diversifikasi dan value investing, terutama di tengah fluktuasi global. Artinya, jangan menaruh semua dana di satu jenis aset—seimbangkan antara saham, obligasi, emas, dan depIndonesi
Rumus Dasar dalam Strategi Investasi
Untuk memahami strategi investasi secara terukur, Purbaya sering menyinggung rumus sederhana berikut:
Expected Return = (R_1 \times P_1) + (R_2 \times P_2) + \ldots + (R_n \times P_n)
Keterangan:
R = Return dari aset ke-n
P = Proporsi dana pada aset ke-n
Rumus ini membantu investor memperkirakan imbal hasil rata-rata dari portofolio yang terdiversifikasi.
Namun, jangan lupakan juga perhitungan risiko (σ) menggunakan standar deviasi return agar bisa menilai seberapa stabil performa investasi Anda.
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai cara menghitung performa saham, Anda bisa membaca artikel “Memahami ROE dalam Investasi Saham” di situs uanggue.com.
Contoh Nyata: Strategi Purbaya Saat Inflasi Naik
Dalam beberapa pernyataannya, Purbaya menyarankan agar investor tidak panik ketika inflasi meningkat. Ia menilai, kenaikan inflasi sering kali diikuti oleh penyesuaian suku bunga BI, yang berdampak pada pergerakan harga saham dan obligasi.
Contoh nyata: Tahun 2023, ketika suku bunga acuan BI naik menjadi 6%, banyak investor menjual saham dan berpindah ke deposito. Namun, Purbaya justru menyarankan tetap mempertahankan sebagian portofolio di saham dengan fundamental kuat, terutama di sektor:
Perbankan besar (karena profitabilitasnya meningkat saat bunga tinggi)
Konsumsi primer (permintaannya tetap stabil meski inflasi naik)
Energi dan infrastruktur (karena punya proyek jangka panjang)
Pendekatan ini terbukti efektif — saham-saham bluechip seperti BBRI dan BMRI tetap mencatatkan kinerja positif meski kondisi ekonomi bergejolak.
Pilar Utama Strategi Investasi ala Purbaya Yudhi Sadewa
Berikut beberapa prinsip kunci yang disarankan oleh Purbaya untuk investor:
a. Jangan Terlalu Agresif di Tengah Ketidakpastian
Beliau menegaskan, “lebih baik sedikit terlambat daripada kehilangan semuanya.”
Artinya, hindari keputusan impulsif. Tunggu konfirmasi tren pasar sebelum masuk.
b. Pegang Prinsip Value Investing
Pilih saham dengan fundamental kuat, valuasi wajar, dan dividen rutin.
Lihat panduan lengkapnya di artikel “Memahami EPS (Earnings Per Share)”.
c. Diversifikasi Portofolio
Pisahkan investasi ke dalam 3 lapisan:
- Aset aman: deposito, emas, atau obligasi.
- Aset pertumbuhan: saham bluechip.
- Aset peluang: saham sektor baru atau crypto (dengan porsi kecil).
- Penjelasan lengkap mengenai keseimbangan portofolio dapat Anda baca di “Investasi Bagi Pemula: Panduan Lengkap untuk Memulai Langkah Finansial yang Cerdas”.
d. Perhatikan Timing Makroekonomi
Pantau indikator seperti inflasi, BI rate, dan pertumbuhan PDB.
Purbaya menilai, “waktu terbaik investasi bukan saat ekonomi stabil, tapi saat ketidakpastian mulai reda.”
Artinya, investor harus berani masuk ketika banyak pihak justru ragu.
Tips Praktis untuk Menerapkan Strategi Purbaya
Berikut langkah-langkah konkret yang bisa Anda tiru dari pendekatan beliau:
1. Analisis Kinerja Fundamental Perusahaan
Gunakan rasio seperti ROE, EPS, dan PBV.
2. Buat Alokasi Dana Proporsional
Misalnya:
40% di saham
30% di obligasi
20% di deposito
10% di aset digital
Ini membantu Anda mengurangi risiko ekstrem.
3. Gunakan Dollar Cost Averaging (DCA)
Investasi rutin setiap bulan pada instrumen yang sama, tanpa peduli naik-turunnya harga.
Strategi ini cocok untuk investor jangka panjang.
4. Jangan Abaikan Cashflow Pribadi
Sebelum investasi, pastikan keuangan sehat.
Purbaya sering mengingatkan, “Investasi tanpa dana darurat adalah perjudian.”
5. Evaluasi Portofolio Setiap 6 Bulan
Lakukan review untuk menyesuaikan dengan perubahan ekonomi.
Strategi Jangka Panjang: Fokus pada Nilai dan Keberlanjutan
Salah satu pesan penting Purbaya adalah “berinvestasilah untuk nilai, bukan sensasi.”
Dalam jangka panjang, strategi berbasis nilai dan data ekonomi riil akan lebih tahan terhadap volatilitas pasar.
Sebagai contoh, ia menilai saham BUMN yang efisien dan memiliki proyek jangka panjang (seperti PT Telkom dan Bank Mandiri) memiliki potensi stabilitas tinggi dibanding saham spekulatif.
Selain itu, beliau juga menyoroti potensi investasi hijau (green investment) — energi terbarukan, teknologi ramah lingkungan, dan proyek berkelanjutan akan menjadi masa depan ekonomi global.
Kesimpulan: Belajar dari Strategi Purbaya untuk Masa Depan Finansial Cerdas
Strategi investasi ala Purbaya Yudhi Sadewa menekankan keseimbangan antara keberanian dan kehati-hatian, antara peluang dan proteksi.
Intinya: jangan hanya kejar return tinggi, tapi pahami konteks ekonomi dan nilai di balik setiap aset.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas—diversifikasi, value investing, dan kedisiplinan finansial—Anda bisa meniru gaya investasi ekonom senior ini dan membangun masa depan finansial yang stabil.
Jika Anda ingin memperdalam pemahaman tentang dividen, ROE, dan EPS, Anda bisa membaca artikel terkait berikut di uanggue.com:
Sumber Inspirasi: Analisis pandangan ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa (LPS), wawancara media keuangan nasional, dan pendekatan fundamental investing.