ROE (Return On Equity)
ROE
menjadi indikator penting yang banyak digunakan oleh investor dan analis keuangan
untuk menilai kinerja perusahaan, terutama dalam konteks investasi saham.
Semakin tinggi ROE, maka semakin baik pula perusahaan dalam mengelola modal dan
menghasilkan keuntungan.
Rumus dan Cara Menghitung ROE
Rumus
dasar ROE adalah:
ROE =
Laba Bersih / Ekuitas Pemegang Saham × 100%
Contoh Perhitungan Sederhana:
Misalnya,
sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp 20 miliar dan ekuitas sebesar
Rp 100 miliar.
ROE = Rp
20 miliar / Rp 100 miliar × 100% = 20%
Artinya,
setiap Rp 1.000 yang ditanamkan oleh pemegang saham menghasilkan keuntungan Rp
200.
Studi Kasus ROE Saham BBRI (Data Riil)
Untuk
memahami lebih jauh, mari lihat contoh nyata dari saham PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (BBRI):
- Laba Bersih Tahun 2024 : Rp 60 triliun
- Ekuitas Tahun 2024 : Rp 300 triliun
Menggunakan
rumus:
ROE = 60
/ 300 × 100% = 20%
interpretasi:
BBRI
mampu menghasilkan 20% keuntungan dari total modal pemegang saham. Ini
merupakan indikator kinerja yang sangat baik, terutama di industri perbankan
yang padat modal dan diatur secara ketat.
Fungsi dan Manfaat ROE bagi Investor
ROE bukan
sekadar angka di atas kertas. Bagi investor, ini bisa menjadi indikator
penting untuk:
- Membandingkan perusahaan dalam satu industri
- Menilai efisiensi manajemen
- Mengidentifikasi potensi
pengembalian jangka panjang
- Mendeteksi potensi masalah
keuangan jika
ROE terlalu rendah atau terlalu tinggi secara tidak wajar
Investor
yang cerdas akan menggunakan ROE sebagai alat bantu untuk menyaring saham
berkualitas , sebelum menganalisis lebih lanjut dalam melalui laporan
keuangan dan fundamental lainnya.
Batasan dan Hal yang Perlu Diwaspadai dari ROE
Meski
bermanfaat, ROE juga memiliki keterbatasan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan:
- ROE yang tinggi belum tentu
sehat
Bisa jadi disebabkan oleh utang besar sehingga ekuitas rendah, dan ini membuat ROE terlihat besar secara tidak wajar. - Tidak bisa dibandingkan
lintas sektor
Setiap sektor memiliki struktur modal yang berbeda-beda. ROE sektor perbankan bisa jauh lebih tinggi daripada sektor energi atau manufaktur. - Manajemen bisa memanipulasi
laporan keuangan
misalnya dengan menunda pengeluaran atau menjual aset untuk meningkatkan laba, yang berdampak langsung pada ROE.
Perbandingan ROE Antar Sektor Industri (Q1 2025)
Berikut
adalah data rata-rata ROE beberapa perusahaan besar di Indonesia per kuartal 1
tahun 2025:
Sektor |
Emiten
Contoh |
ROE
(%) |
Perbankan |
BBRI |
20% |
Telekomunikasi |
TLKM |
13% |
Manufaktur Otomotif |
ASII |
11% |
Konsumen (FMCG) |
UNVR |
18% |
Energi & Gas |
PGAS |
9% |
Wawasan:
Sektor perbankan
dan FMCG cenderung memiliki ROE tinggi karena margin keuntungan yang besar
serta efisiensi dalam pengelolaan ekuitas.
Analisis DuPont: Cara Memahami ROE Lebih Mendalam
Untuk
memahami asal-usul dari nilai ROE, investor juga menggunakan metode DuPont
Analysis , yang membagi ROE menjadi tiga komponen:
ROE =
Margin Laba Bersih × Perputaran Aset × Pengganda Ekuitas
- Net Profit Margin : kemampuan menghasilkan
laba dari penjualan
- Asset Turnover : Efisiensi penggunaan aset
untuk menghasilkan penjualan
- Pengganda Ekuitas : Tingkat leverage
(penggunaan utang terhadap ekuitas)
Dengan
memahami faktor ketiga ini, investor dapat menilai apakah ROE tinggi berasal
dari operasional yang efisien atau hanya karena leverage (utang) yang besar
.
ROE Ideal Itu Berapa?
Tidak ada
angka pasti yang bisa dijadikan standar ROE ideal. Namun secara umum:
- ROE > 15% : Sangat baik, efisien dan
menguntungkan
- ROE 10–15% : Masih tergolong sehat
- ROE < 10% : Perlu diwaspadai, mungkin
perusahaan kurang efisien atau ada masalah struktural
Namun
angka ini sebaiknya dibandingkan dengan rata-rata sektor industrinya.
Jangan membandingkan ROE sektor teknologi dengan sektor energi, karena
karakteristik keuangannya berbeda jauh.
Pengalaman Investor: Mengapa ROE Selalu Saya Lihat?
"Saya
mulai berinvestasi saham sejak 2019. Salah satu indikator yang paling awal saya
pelajari dan sampai sekarang masih saya pakai adalah ROE. Kenapa? Karena dengan
satu angka saja, saya bisa tahu apakah perusahaan tahu cara memutar modal
investor jadi keuntungan."
"Tapi
saya tidak hanya melihat angka ROE saja. Saya juga selalu memeriksa mengapa
angkanya bisa tinggi. Apakah karena efisiensi operasional? Atau karena utang
terlalu besar? Kalau hanya utang, saya langsung coret dari daftar."
Menambahkan
perspektif pribadi atau pengalaman lapangan seperti ini dapat membuat konten
terasa lebih manusiawi dan membantu pembaca yang baru belajar.
Tips Praktis Menggunakan ROE dalam Analisis Saham
- Gunakan ROE bersama rasio
lain ,
seperti DER, EPS, atau ROA, untuk melihat gambaran lengkap.
- Lihat tren ROE selama 5
tahun terakhir —
apakah konsisten atau fluktuatif?
- Bandingkan antar pesaing
dalam sektor yang sama .
- Waspadai ROE di atas 40% — bisa jadi itu tanda ke
kinerja finansial.
Kesalahan Umum Saat Menggunakan ROE
- Hanya melihat 1 tahun ROE
tanpa membandingkan historis
- Tidak mempertimbangkan
leverage perusahaan
- Salah membandingkan ROE
antar sektor
- Menganggap ROE tinggi = pasti perusahaan bagus (belum tentu!)