Berikut ini adalah 7 kesalahan keuangan yang paling sering
terjadi di usia 20-an, beserta tips untuk menghindarinya.
1. Tidak Membuat Anggaran Bulanan
Salah satu kesalahan paling umum adalah tidak membuat anggaran.
Banyak anak muda merasa bahwa pengeluaran mereka masih kecil, sehingga merasa
tidak perlu mencatat pemasukan dan pengeluaran.
Padahal, tanpa anggaran yang jelas, kamu tidak tahu ke mana uangmu
pergi. Ujung-ujungnya, gaji habis sebelum akhir bulan, dan kamu harus berutang
atau meminta bantuan orang tua.
Cara menghindari:
- Gunakan aplikasi budgeting
seperti Money Lover, Spendee, atau Excel
sederhana.
- Bagi pengeluaran berdasarkan
kategori: kebutuhan pokok, tabungan, hiburan, dan lainnya.
- Terapkan prinsip 50/30/20:
50% kebutuhan, 30% keinginan, 20% tabungan/investasi.
2. Mengabaikan Dana Darurat
| Mengabaikan Dana Darurat |
Banyak orang usia 20-an berpikir bahwa mereka masih muda dan sehat, jadi tidak perlu memiliki dana darurat. Padahal, risiko bisa datang kapan saja—mulai dari kehilangan pekerjaan, kecelakaan, hingga kebutuhan keluarga.
Tanpa dana darurat, kamu berisiko mengandalkan utang atau kartu
kredit, yang malah bisa menambah beban keuangan.
Cara menghindari:
- Bangun dana darurat secara
bertahap, targetkan minimal 3–6 bulan pengeluaran rutin.
- Simpan di tempat yang mudah
diakses tapi terpisah dari rekening harian, seperti rekening
tabungan khusus atau e-wallet.
3. Hidup di Atas Kemampuan
FOMO (Fear of Missing Out) sering membuat anak muda terdorong untuk
mengikuti gaya hidup teman-temannya—nongkrong di kafe, liburan mewah, beli
gadget terbaru, dan sebagainya.
Jika dilakukan terus-menerus tanpa perencanaan, gaya hidup seperti ini
bisa membuat keuanganmu jebol.
Cara menghindari:
- Bedakan antara kebutuhan
dan keinginan.
- Jangan malu hidup sederhana.
Fokus pada tujuan jangka panjang seperti menabung untuk rumah,
kendaraan, atau dana pensiun.
- Terapkan prinsip delayed
gratification, yaitu menunda kesenangan sesaat demi masa depan yang
lebih baik.
4. Tidak Menabung atau Investasi
Sejak Dini
Banyak orang berpikir, "Nanti aja deh nabung kalau gajinya udah
gede." Ini adalah pola pikir yang salah. Semakin cepat kamu mulai menabung
dan berinvestasi, semakin besar potensi yang bisa kamu dapatkan dari efek
compounding (bunga berbunga).
Menunda investasi hanya akan membuat kamu kehilangan waktu yang
berharga.
Cara menghindari:
- Mulai dengan jumlah kecil,
misalnya Rp10.000 di aplikasi seperti Bibit atau Ajaib.
- Pelajari dasar
investasi: reksa dana, saham, dan emas digital.
- Jadikan menabung
sebagai prioritas, bukan sisa dari pengeluaran.
5. Terlalu Banyak Utang Konsumtif
Menggunakan paylater, cicilan 0%, atau kartu kredit memang
memudahkan, tapi kalau tidak bijak, bisa jadi jerat keuangan.
Banyak orang usia 20-an terjebak dalam utang konsumtif—membeli barang
yang nilainya turun, seperti gadget, fashion, atau liburan. Padahal, utang
seharusnya digunakan untuk hal yang produktif.
Cara menghindari:
- Gunakan utang hanya
jika ada manfaat jangka panjang (misalnya pendidikan,
modal usaha).
- Batasi total cicilan
maksimal 30% dari pendapatan bulanan.
- Hindari memiliki lebih
dari satu kartu kredit bila belum benar-benar menguasai
manajemen utang.
6. Tidak Meningkatkan Literasi
Keuangan
Sayangnya, pendidikan keuangan jarang diajarkan di sekolah. Akibatnya,
banyak anak muda tidak tahu cara mengatur keuangan, memilih produk investasi,
atau memahami risiko utang.
Jika kamu tidak membekali diri dengan pengetahuan keuangan, kamu akan
mudah tertipu atau membuat keputusan keuangan yang buruk.
Cara menghindari:
- Rajin membaca buku keuangan
seperti Rich Dad Poor Dad atau The Psychology of
Money.
- Ikuti akun-akun edukatif di
media sosial, seperti ZAP Finance, Finansialku, atau @jouska.id.
- Ikuti webinar atau kursus
gratis tentang keuangan pribadi dan investasi.
7. Mengabaikan Asuransi Kesehatan
dan Jiwa
Banyak orang usia 20-an merasa asuransi belum penting, karena merasa
sehat dan belum berkeluarga. Padahal, justru di usia muda, premi asuransi
biasanya lebih murah dan mudah disetujui.
Tanpa asuransi, satu kejadian sakit atau kecelakaan bisa menguras
tabungan yang sudah kamu kumpulkan.
Cara menghindari:
- Pastikan kamu punya BPJS
Kesehatan aktif, lalu tambahkan dengan asuransi swasta bila perlu.
- Jika kamu sudah menjadi
tulang punggung keluarga, pertimbangkan asuransi jiwa berjangka
(term life) dengan premi terjangkau.
Penutup: Bangun Kebiasaan Baik Sejak
Dini
Masa muda adalah waktu terbaik untuk membangun fondasi keuangan
yang kuat. Memang, godaan gaya hidup dan tekanan sosial bisa membuat kita
terlena, tapi dengan kesadaran dan disiplin, kamu bisa menghindari
kesalahan-kesalahan fatal tersebut.
Berani mengatur keuangan dengan bijak di usia 20-an akan memberi kamu
kebebasan finansial lebih cepat, menghindari stres di masa depan, dan
membukakan lebih banyak peluang dalam hidup.
Mulailah dari hal kecil: catat pengeluaranmu, sisihkan 10% untuk
investasi, dan belajar keuangan sedikit demi sedikit. Karena saat kamu
menguasai uang, hidupmu akan jauh lebih tenang dan terarah.
Ingatlah: Menjadi dewasa bukan hanya soal umur, tapi juga soal bagaimana
kamu mengelola keuanganmu.